Dalam membangun sebuah jaringan komputer dibutuhkan efisiensi dan optimalisasi suatu jaringan. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan subnetting. Subnetting adalah suatu proses memecah jaringan yang besar menjadi lebih kecil. Dalam implementasinya subnetting memanfaatkan jumlah bit host ID pada subnet mask untuk dijadikan network ID baru.
Contoh kasus, pada suatu kantor terdapat 120 komputer, kantor tersebut memiliki 4 divisi yakni pemrograman, multimedia, jaringan dan desain. Jadi jika dibagi setiap divisi akan memiliki 30 unit komputer. Karena terlalu banyak komputer maka akan menyulitkan admin dalam mengelola komputer sebanyak 120, untuk itulah diperlukan subnetting.
Tujuan dari subnetting adalah memudahkan pengelolaan jaringan, optimalisasi dan mempermudah identifikasi jika terjadi masalah pada jaringan. Subnetting terdiri dari dua jenis yakni Static Subnetting dan Variable Lenght Subnetting. Keduanya memiliki beberapa perbedaan, untuk Variable Lenght Subnetting lebih fleksibel jika dibandingkan Static Subnetting. Static Subnetting hanya hanya mendukung routing Native IP dan RIP versi 1, sedangkan VLS sudah mendukung untuk routing RIP versi 2.
Static Subnetting
Pada Static Subnetting semua subnet yang didapat dari jaringan yang sama menggunakan subnet mask yang sama juga. Meskipun simpel dalam implementasinya dan mudah dalam perawatannya, namun Subnetting jenis ini memerlukan ruang alamat lebih di jaringan yang kecil. Ketika Anda memiliki jaringan dengan 4 host dan menggunakan subnet mask 255.255.255.0 maka akan menghabiskan alokasi 250 alamat IP dan semua host dan router diharuskan untuk mendukung subnetting statis.
Variable Lenght Subnetting
Ketika Variable Lenght Subnetting atau VLSM digunakan, alokasi subnet dengan jaringan yang sama dapat menggunakan subnet mask yang berbeda. Subnet yang kecil dan hanya memiliki beberapa host dapat menggunakan mask yang bisa menampung sesuai jumlah host. Jadi setiap subnet memiliki alamat yang cukup untuk menampung jumlah host sesuai kebutuhan pengguna. Sebuah subnet yang ada dapat dibagi menjadi dua bagian dengan menambahkan bit lain ke subnet bagian dari subnet mask. Tanpa mempengaruhi jaringan lainnya.
Dua jenis subnetting tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika Anda ingin cara yang lebih mudah dalam mengelola jaringan maka bisa memilih jenis Static Subnetting. Namun jika ingin mengelola jaringan lebih efektif dan efisien sesuai jumlah host maka bisa menggunakan jenis Variable Lenght Subnetting.
Tambahkan Komentar